Jumat, 30 Desember 2016

Alphabet Temui Ditjen Pajak, Nego Pajak Google di Indonesia?

Perkembangan terbaru tentang kasus dugaan pengemplangan pajak Google di Indonesia, Eksekutif Senior Alphabet (perusahaan induk Google) dari Asia Pasifik dikabarkan telah bertemu dengan pejabat dari Direktorat Jenderal Pajak.



Petinggi Alphabet dikabarkan datang untuk melakukan negosiasi tagihan pajak Google di Indonesia. Namun, sumber yang dekat dengan permasalahan itu mengatakan, pertemuan tersebut belum menghasilkan kesepakatan apa-apa.

Direktorat Jenderal Pajak yang diwakili oleh Ken Dwijugiasteadi juga menolak mengonfirmasi, apakah benar pertemuan itu dilakukan pada Rabu (26/10/2016) lalu atau tidak.

"Nanti kalau waktunya sudah tepat, kami akan buat konferensi pers," katanya, seperti dikutip KompasTekno dari Reuters, Kamis (27/10/2016).

Sementara, juru bicara Google juga menolak untuk berkomentar soal hasil kunjungan tersebut.

Hadirnya pejabat Alphabet ke Indonesia mengindikasikan negosiasi yang alot antara Google dengan Ditjen Pajak. Sebelumnya, urusan tunggakan pajak ini hanya dibicarakan antara Google Indonesia dengan Ditjen Pajak saja.

Sebelumnya, pada September 2016 lalu, Ditjen Pajak mengaku telah menyambangi kantor Google Indonesia di kawasan Senayan untuk meminta penjelasan dari Google.

Karena menolak diperiksa, status pemeriksaan terhadap Google Indonesia kemudian ditingkatkan menjadi penyidikan oleh Ditjen Pajak.

Untuk diketahui, utang pajak Google di Indonesia pada kurun waktu 2015 saja ditaksir mencapai Rp 5 triliun. (Baca: Utang Pajak Google ke Indonesia Ditaksir Rp 5 Triliun Setahun)

Google sendiri melalui Head of Corporate Communication Google Indonesia, Jason Tedjasukmana mengatakan bahwa selama ini pihaknya telah membayar pajak dan mengikuti berbagai peraturan yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia.

"PT Google Indonesia telah beroperasi sebagai perusahaan Indonesia sejak tahun 2011. Kami telah dan akan terus bekerja sama dengan Pemerintah Republik Indonesia dan telah dengan taat membayar semua pajak yang berlaku di Indonesia," ujar Jason saat itu.

Minggu, 25 Desember 2016

Menyusuri Kantor "Berjiwa Muda" Xiaomi di Beijing

Hugo Barra bergegas turun dari hoverboard yang ia tunggangi untuk sampai ke ruang kerjanya. KompasTekno dan awak media dari berbagai negara sudah lebih dulu tiba di ruangan bernuansa putih itu.



"Harusnya saya datang lebih awal," kata Vice President Xiaomi tersebut sembari tersenyum.

Barra lalu menyapa para jurnalis yang telah "lancang" masuk ke wilayah privatnya tanpa izin. Bahkan, beberapa jurnalis sempat menjepret sudut-sudut ruangan yang sejatinya tak boleh difoto apalagi dipublikasikan secara umum.

Namun ia toh tak marah. Para jurnalis yang merasa tak enak hati kemudian buru-buru meninggalkan ruangan setelah bertegur sapa dengan Barra.

"Nanti kita akan ketemu di bawah," ujar orang nomor satu Xiaomi dalam hal pemasaran produk itu.

Para jurnalis pun melanjutkan kunjungan ke sisi-sisi lain markas Xiaomi yang terletak di Distrik Haidian, Zhongguancun, Beijing, China. Rabu (26/10/2016) kemarin, kami menghabiskan sekitar dua jam untuk mengelilingi bangunan yang terdiri dari lima lantai tersebut.


Fatimah Kartini Bohang/kompas.com
KompasTekno berkunjung ke markas Xiaomi di Beijing, China, Rabu (27/10/2016).
Mula-mula, office-touring dimulai dari lantai 1 yang langsung mempertemukan kami dengan rumah mungil Wang Cai. Anjing tersebut adalah peliharaan seantero pegawai Xiaomi.

Wang Cai sebelumnya sering nongkrong di sekitar jalan dekat markas Xiaomi. Karena tak ada yang memiliki, manajemen Xiaomi memutuskan mengadopsi anjing tersebut dan menamainya Wang Cai. Nama itu sendiri berarti "beruntung".

Sayangnya, KompasTekno tak sempat bertemu Wang Cai karena kala itu ia sedang jalan-jalan ke luar. KompasTekno hanya bisa melihat wujud Wang Cai dari foto-foto yang ditempel di sekitar rumahnya.


Fatimah Kartini Bohang/kompas.com
KompasTekno berkunjung ke markas Xiaomi di Beijing, China, Rabu (27/10/2016).
Hal lain yang menarik perhatian KompasTekno adalah luncuran raksasa yang dipasang di sisi kiri lantai 1. Agaknya luncuran itu disediakan bagi mereka yang malas turun tangga. Sebab, letaknya berdampingan dengan tangga di lantai 1, untuk naik-turun dari dan ke lantai 2.
Mainan yang familiar dengan Taman Kanak-kanak (TK) itu seketika membersitkan memori masa kecil. Xiaomi sepertinya ingin para pegawainya selalu mengingat indahnya masa muda sehingga tetap berjiwa muda.

Lantai 1 sendiri memiliki tiga ruang utama yang terbagi atas lobi pintu masuk dan dua ruang kerja. Para pegawai yang bekerja di dua ruangan itu bertanggung jawab soal legalitas hukum dan administrasi.


Fatimah Kartini Bohang/KOMPAS.com
Kantor pusat Xiaomi di Beijing.
Naik ke lantai 2, ada beberapa meja dan kursi tempat nongkrong para pegawai. Mereka bisa mengobrol sembari menyeruput secangkir kopi atau teh. Lantai ini dikhususkan untuk divisi customer service.


Fatimah Kartini Bohang/KOMPAS.com
Kantor pusat Xiaomi di Beijing.
Nah, lantai 3 adalah sarangnya divisi global marketing. Di lantai ini, bagian pemasaran, PR, dan bisnis berkumpul. Ruangan Barra pun terletak di sini.

Bisa dibilang orang-orang di lantai 3 adalah sumber daya paling vital untuk menyampaikan filosofi Xiaomi ke khalayak, menyosialisasikan portofolio produk, menyusun strategi bisnis, serta menjamin citra brand Xiaomi selalu terjaga.

Lantai 3 sendiri adalah lantai tertinggi di markas Xiaomi. KompasTekno dan rekan-rekan media selanjutnya turun ke lantai B1 yang terletak di bawah lantai 1. B1 disediakan Xiaomi sebagai press room untuk para awak media.


Fatimah Kartini Bohang/KOMPAS.com
Kantor pusat Xiaomi di Beijing.
Terakhir, di bawah B1 ada B2. Ruangan paling bawah ini merupakan kantin untuk pegawai Xiaomi. Berbagai hidangan disediakan, mulai dari jenis mie, nasi, hingga kudapan. Di lantai ini, Barra menepati janjinya untuk bertemu kembali dengan awak media.

Untuk melihat foto-foto isi kantor Xiaomi lebih banyak lagi, kunjungi galeri KompasTekno di tautan berikut ini.

Selasa, 20 Desember 2016

Microsoft Rilis Surface Dial, Pengganti Mouse dengan Bentuk Unik

Microsoft resmi memperkenalkan aksesori Surface Dial dalam sebuah acara peluncuran di New York, AS, Rabu (26/10/2016) waktu setempat. Produk ini dirilis sebagai pendamping komputer Surface Studio yang juga dirilis pada acara yang sama.



Surface Dial merupakan alat input berbentuk unik. Ia mirip dengan kepingan yang dipakai dalam permainan hoki. Produk ini juga memiliki bentuk mirip speaker mini.

Microsoft membuat Surface Dial sebagai sebuah pengganti mouse yang bisa dipakai untuk memilih berbagai menu, mulai dari tingkat kecerahan layar hingga memilih warna pena di aplikasi desain.

Baca: Microsoft Surface Studio, Pesaing iMac Dijual Mulai Rp 39 Juta

Tak ada tombol layaknya sebuah mouse. Untuk mengendalikannya, pengguna cukup menyentuh permukaan Surface Dial atau memutarnya (bisa ke kanan atau kiri).

Surface Dial sendiri bisa dihubungkan ke perangkat lain menggunakan koneksi Bluetooth. Saat perangkat ini disentuhkan ke layar Surface Studio, akan muncul menu dalam bentuk cakram virtual. Putar alat itu, pengguna bisa mengakses berbagai perintah yang ada dalam cakram tersebut.

Microsoft sendiri sebenarnya merilisnya sebagai pelengkap Surface Studio. Namun, pengguna juga bisa memakainya dengan Surface Pro 3, Surface Pro 4, dan Surface Book. Meski begitu, Surface Dial hanya bisa berfungsi secara penuh di Surface Studio saja.

Baca: Laptop Microsoft Surface Book Diperbarui, Core i7 dan Baterai 16 Jam

Sebagaimana dilansir KompasTekno dari PC World, Kamis (27/10/2016), Microsoft kini sudah membuka pemesanan Surface Dial, dengan banderol harga 100 dollar AS atau sekitar Rp 1,3 juta.

Sekadar diketahui, Surface Dial ini sejatinya bisa dipakai oleh siapa pun. Namun, pengguna yang paling diuntungkan dan memerlukannya adalah seniman digital dan pekerja grafis.

Kamis, 15 Desember 2016

Inikah MacBook Pro Generasi Baru?

Menjelang peluncuran, desas-desus mengenai desain baru MacBook Pro semakin ramai. Informasi terbaru menunjukkan sebuah foto yang diyakini sebagai materi promosi laptop generasi terbaru Apple itu.



Dari bocoran tersebut, terlihat sedikit gambaran desain fisik dari MacBook Pro generasi terbaru, beserta fitur-fiturnya.

Materi foto yang bocor itu mengonfirmasi keberadaan berbagai fitur baru di MacBook Pro. Salah satunya, memperlihatkan bahwa bagian yang biasa berisi tombol fungsi (F), telah digantikan oleh sebuah panel OLED.

Dilansir KompasTekno dari MacRumors, Kamis (27/10/2016), panel OLED tersebut kemungkinan akan diberi nama Magic Toolbar. Informasi yang muncul di panel ini bersifat kontekstual, sesuai dengan apa yang sedang tampil di layar laptop.

Pada foto itu, pengguna diperlihatkan sedang menggunakan Apple Pay. Magic Toolbar menampilkan ikon layanan pembayaran itu, kemudian jari telunjuk pengguna menyentuh sudut kanan atas panel dan memindai sidik jari memakai Touch ID, sementara itu layar menampilkan otentifikasi Apple Pay. Ada juga speaker yang terletak di sisi kanan dan kiri keyboard.

Namun hanya sebatas itu informasi yang diperoleh dari bocoran foto. Hingga kini masih belum diketahui soal ketebalan, bobot, port pengisian daya, port audio dan slot SD Card MacBook Pro baru ini.

Sekarang pengguna masih harus bersabar untuk mengetahui informasi yang lebih lengkap, setidaknya dalam beberapa hari mendatang. Benar atau tidaknya berbagai fitur dalam foto tersebut baru bisa dibuktikan pada acara Apple yang direncanakan berlangsung pada 27 Oktober pagi waktu setempat.

Sabtu, 10 Desember 2016

iPhone 8 Tersedia dalam Tiga Ukuran Layar?

Duo iPhone 7 memang belum terlalu lama dilepas ke pasar oleh Apple. Meski begitu, rumor soal smartphone generasi berikutnya, iPhone 8, sudah marak beredar.



Bocoran informasi teranyar menyebutkan bahwa Apple bakal merilis tidak hanya dua, melainkan tiga varian iPhone 8, yang dibedakan berdasarkan ukuran layarnya.

Menurut sumber yang mengaku berasal dari dalam industri, iPhone 8 akan tersedia dalam ukuran 4,7 inci dan 5,5 inci (sama seperti saat ini), ditambah pilihan layar 5 inci.

Sang sumber menambahkan, iPhone 8 dengan layar 4,7 inci dan 5 inci masih akan menggunakan layar berjenis LTPS LCD. Jenis ini juga digunakan di duo iPhone 7.

iPhone 8 Plus akan mendapatkan sentuhan yang lebih premium. Apple dikatakan akan menggunakan layar melengkung, mirip Galaxy Edge, berjeniskan Super AMOLED bikinan Samsung.

Rumor lainnya menyatakan bahwa iPhone 8 akan mengalami perubahan desain yang cukup radikal. Pasalnya, desain iPhone sudah tidak mengalami perubahan sejak iPhone 6 dirilis beberapa tahun lalu.

Masih menurut sang sumber, sebagaimana KompasTekno rangkum dari GSM Arena, Kamis (27/10/2016), iPhone 8 sudah tidak mengunakan casing belakang berbahan aluminium. Apple akan menggantinya dengan panel kaca.

Panel kaca tersebut kabarnya akan dipasok perusahaan China Biel Crystal Manufactory dan Lens Technologi.

Meski begitu, bagian depan dari iPhone 8 dikatakan masih akan menggunakan frame berbahan metal.

Seperti biasa, Apple menolak berkomentar terhadap rumor yang berkembang mengenai produk yang belum dirilisnya.

Menurut Anda, akan seperti apakah desain fisik iPhone 8 nantinya?

Senin, 05 Desember 2016

Oppo dan Vivo Rajai China, Geser Huawei dan Xiaomi

Peta persaingan smartphone di China kembali berubah. Sempat didominasi oleh Xiaomi dan Huawei, kini pasar Negeri Tirai Bambu dikuasai oleh Oppo dan Vivo.



Menurut laporan kuartal-III 2016 (Juli hingga September ini) dari lembaga Counterpoint Research, Oppo menduduki singgasana smartphone China dengan pangsa pasar 16,6 persen.

Sementara itu, Vivo berada di posisi kedua dengan pangsa pasar 16,2 persen, terpaut tipis dari Oppo.



Android Authority
Data kuartal-III 2016 di China menurut Counterpoint


Raja smartphone China sebelumnya, Huawei, harus puas turun ke posisi tiga. Meski begitu, pangsa pasar Huawei di China masih cukup besar, yakni 15 persen.

Xiaomi kembali merosot di kuartal-III ini. Perusahaan yang juga berasal dari China ini hanya berhasil meraih 10,6 persen pangsa pasar saja.

Meningkat drastis

Pangsa pasar yang diraih oleh Vivo dan Oppo dalam beberapa kuartal ini memang menunjukkan peningkatan drastis.

Pada kuartal-III tahun 2015, Oppo dan Vivo baru memiliki pangsa jauh dari kedua nama di atas, masing-masing sebesar 9,9 persen dan 8,2 persen.

Huawei dan Xiaomi menduduki posisi satu dan dua, dengan pangsa pasar 15,6 persen dan 14,6 persen.

Bahkan, Oppo dan Vivo masih kalah dari Apple, pemegang posisi tiga dengan 12,4 persen pangsa pasar smartphone di China.

Kuartal-II tahun 2016 ini, Oppo dan Vivo mulai semakin dekat posisi pertama kala itu, Huawei. Bahkan, keduanya sudah berhasil menyalip Xiaomi dan Apple.

Oppo berhasil mendapat pangsa pasar sebesar 16 persen dan Vivo dengan 13,2 persen. Pemuncak daftar di kuartal sebelumnya ini masih dipegang Huawei sebesar 16,9 persen.

Sementara itu, Xiaomi sudah turun ke posisi empat dengan pangsa pasar 11,2 persen.

Xiaomi butuh ponsel premium

Tren ponsel buatan China sendiri memang sedang mengalami perubahan. Masyarakat sudah tidak lagi mencari smartphone dengan harga murah, digantikan dengan perangkat premium berbanderol mahal.

Menurut Zhang Meng, Senior Analyst Counterpoint, Xiaomi hanya mampu mengalami peningkatan pengiriman produk sebesar 1 persen saja.

Hal tersebut disebabkan langkanya penjualan produk Xiaomi di toko fisik atau secara offline.

"Xiaomi juga butuh flagship jagoan premium untuk bersaing dengan perusahaan yang banyak berfokus di bidang R&D, seperti Oppo, Vivo, Apple, dan Huawei," tutur Meng, sebagaimana KompasTekno rangkum dari Android Authority, Kamis (27/10/2016).

Sementara itu, pengapalan produk Oppo meningkat sebesar 82 persen secara year-over-year, berkat smartphone flagship Oppo R9. Masih menurut Counterpoints, produk yang satu ini bahkan mendominasi penjualan smartphone di China, mengalahkan iPhone.

Sedangkan, Vivo mengalami pertumbuhan sebesar 114 persen untuk masalah pengapalan produk berkat flagship X7.

Counterpoints juga memprediksi, Huawei bakal bersaing ketat dengan Oppo dan Vivo di kuartal berikutnya. Di kuartal tersebut Huawei diprediksi bakal merilis Mate 9, flagship yang diyakini bakal merebut kembali pangsa pasar dari Oppo dan Vivo.