Sabtu, 05 November 2016

Motorola Malu-malu "Comeback" ke Indonesia

Vendor smartphone Motorola yang di-rebrand sebagai Moto sudah resmi kembali hadir ke pasar Indonesia. Di awal "kelahirannya kembali" di Tanah Air, Moto merilis smartphone Android Moto E3 Power.



Peluncuran Moto E3 Power dilakukan di Jakarta pada Rabu (26/10/2016) lalu. Moto E3 Power dipasarkan di Indonesia oleh Lenovo selaku pemilik Motorola dan brand ponsel Moto setelah mengakuisisi perusahaan asal Amerika Serikat tersebut.

Baca: Resmi, Moto E3 Power Dijual Rp 1,9 Juta di Indonesia

Namun, kembalinya Motorola ke pasar smartphone Indonesia ini masih terkesan setengah hati.

Mundur kembali pada Agustus 2015, petinggi Lenovo, Dillon Ye yang berkunjung ke Indonesia saat itu membeberkan rencana ekspansi Motorola ke Indonesia. Menurut Dillon, Motorola akan diplot masuk ke pasar smartphone kelas menengah ke atas, sementara Lenovo menyasar kelas menengah ke bawah.

Saat itu juga, Dillon menjanjikan comeback Lenovo ke pasar indonesia pada akhir tahun 2015. Ia menjanjikan akan menghadirkan smartphone Nexus 6 sebagai perangkat Motorola pertama yang dihadirkan di Indonesia.

Baca: Desember, Lenovo Boyong Android Motorola ke Indonesia

Namun, rencana comeback tersebut ternyata harus diundur hingga Oktober 2016 ini. Entah apa yang menyebabkan Motorola batal merilis Nexus 6 di Indonesia pada akhir tahun lalu. Yang pasti, di rentang waktu itu, aturan terkait tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) ponsel 4G di Indonesia sedang mengalami banyak perubahan.

Setelah aturan TKDN ponsel 4G ditetapkan oleh pemerintah pada September 2016 lalu, Motorola pun hadir sebulan kemudian, bukan dengan flagship Nexus 6, melainkan smartphone kelas menengah Moto E3 Power.

Moto E3 Power sejatinya adalah ponsel Motorola Moto E3 yang beredar di pasaran global sejak September 2016. Di Indonesia, ponsel tersebut ditambah dengan embel-embel Power, dengan perbedaan kapasitas baterai yang lebih meningkat, dari 2.800 mAh menjadi 3.500 mAh, dan RAM dari 1 GB menjadi 2 GB.

Spesifikasinya lainnya meliputi layar 5 inci dengan resolusi HD (1.280 x 720), kamera utama 8 megapiksel, kamera sekunder 5 megapiksel, prosesor quad-core 64 bit, RAM 2 GB, serta sistem operasi Android 6.0 Marshmallow.

Masih malu-malu?

Kembalinya Motorola ke Indonesia memang telah dinanti-nanti. Fans Motorola era RAZR di Indonesia menunggu kejutan apa yang akan dibuat Motorola di era Android.

Namun penantian itu bisa dibilang berbuah kecewa. Sebab Motorola justru merilis ponsel kelas menengah, bukan ponsel premium sebagaimana yang dijanjikan oleh Dillon Ye.

Soal mengapa Moto E3 Power yang menjadi ponsel perdana yang dipasarkan di Indonesia ini, Country Lead Mobile Business Group Lenovo Indonesia, Adrie R. Suhadi, memberikan alasannya.

"Merger Lenovo dan Moto masih dalam proses. Masih ada portofolio 'warisan' yang mesti kita bawa, Moto E3 misalnya. Makanya Moto E3 ini agak overlap dengan Lenovo," ujar Adrie di sela peluncuran Moto E3 Power.

Baca: Menengok Kembali Ponsel-ponsel Ikonik Motorola

Di pasar global, Motorola telah merilis flagship Moto Z, ponsel modular yang bagian belakangnya bisa dipasangi dengan berbagai aksesori, seperti kamera, speaker, proyektor, dan sebagainya.

Awalnya, banyak yang memprediksi bahwa Moto Z inilah yang bakal dirilis di Indonesia sebagai comeback Motorola, mengingat ponsel tersebut adalah ponsel premium yang bisa membedakannya dari lini Lenovo.

Motorola masih terkesan malu-malu dengan menghadirkan E3 Power, bukan Moto Z, seperti yang diprediksi oleh banyak orang itu.

Tampaknya Motorola masih menghadapi kendala dengan Moto Z. Bisa jadi karena TKDN atau produksi Moto Z yang membutuhkan alat-alat yang lebih canggih bila diproduksi di Indonesia.

Sebagai tambahan, Moto E3 Power memenuhi persyaratan TKDN ponsel 4G 20 persen dengan jalur investasi hardware, dimana Lenovo memproduksi Moto E3 Power di Indonesia lewat pabrik TDK di serang, Banten.

Soal kehadiran ponsel Moto Z ini, 4P Manager MBG Lenovo Indonesia Anvid Erdian sedikit memberikan kisi-kisi.

"Moto Z sih Insya Allah akan hadir di Indonesia. Tunggu saja tanggal mainnya, kami sih ingin secepatnya," kata Anvid.

Baca: Kapan Android Moto Z Masuk Indonesia?

Tes pasar?

Bisa jadi, langkah Motorola merilis smartphone kelas menengah ini masih berupa tes pasar. Mereka ingin menilai daya serap konsumen terhadap ponsel-ponsel keluaran Moto.

Mengingat Moto akan bersaing dengan nama-nama besar seperti Samsung dan Oppo yang juga bermain di kelas menengah ke atas di Indonesia.

Moto E3 Power pun juga masih dijual secara online. Artinya, calon pembeli hanya bisa menemukannya di situs jual-beli online yang ditunjuk Lenovo, mereka tidak akan menjumpainya di gerai-gerai peritel offline seperti Erafone, Okeshop, atau Global Teleshop.

Baca: Moto E3 Power Hanya Dijual Online di Indonesia

Soal tes pasar ini juga diakui oleh Adrie. Penjualan perdana secara online, menurut Adrie, sekaligus merupakan upaya menguji reaksi pasar terhadap brand Motorola (Moto) setelah beberapa tahun absen dari pasaran Indonesia.

Dia mengaku belum tahu kapan ponsel seri Moto akan dijual lewat gerai-gerai offline di Indonesia.

Yang pasti, jelasnya, apabila portofolio produk Moto sudah lengkap nanti, Lenovo meyakini seri ponsel besutan Motorola itu bakal membantu mendongkrak perolehan bisnis ponsel Lenovo di segmen menengah atas yang selama ini kurang tercakup oleh ponsel Lenovo.

Adrie mengatakan pasaran ponsel high-end di Indonesia masih menyisakan ruang untuk pemain baru.

"Apalagi, sekarang ada beberapa model kelas atas yang tidak bisa masuk, entah karena tersandung kasus atau TKDN. Ini adalah kesempatan Moto untuk masuk," ujarnya.

Dia masih belum memastikan ponsel Moto seri apa yang akan dijadikan andalan di segmen atas. Namun, di luar Moto E, Motorola memang memiliki beberapa model smartphone Moto yang mengisi segmen pasar berbeda, yakni Moto G di kelas menengah dan Moto Z di kelas premium.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda